Selasa, 25 November 2014

The Dream In Taipei City: Beginilah harusnya generasi muda!

The Dream In Taipei CityThe Dream In Taipei City by Mells Shaliha
My rating: 4 of 5 stars

Indonesia, sebuah negeri yang terkenal dengan budaya ketimurannya. Betapa penduduknya ramah tamah, saling bergotong royong dengan rasa kekeluargaan yang begitu kental.

Indonesia, sebuah negeri dengan multikultural, namun memiliki rasa persatuan yang kuat.

Namun, tatkala kemerdekaan berpuluh tahun berlalu, semua budaya ketimuran dan rasa persatuan bangsa berlahan mulai tergerus.

The Dream In Taipei City dengan sangat apik menghadirkan kembali rasa kebangsaan yang kuat dan kekeluargaan yang kental pemuda pemudi Indonesia melalui jalinan kisah persahabatan Ella Tan, dan mahasiswa-mahasiwa Indonesia lainnya tatkala bersama-sama menimba ilmu di belantara kampus asing di negeri serumpun China, Taiwan.

Selasa, 19 Agustus 2014

Aku, Juliet: Bukan kisah Romeo-Juliet ^_^

Penulis: Leyla Hana
Penyunting: Sasa
Penyelaras Akhir: Dyah Utami
Pendesain Sampul: Tim Moka Media
Penata letak: Tri Indah Marty
Ilustrator: N. Rivai
Penerbit: Moka Media
Cetakan: Pertama, 2014
Jumlah hal.: iv + 180 halaman
ISBN: 979-795-840-x

Saat pertama kali melihatnya, aku tau aku menyukainya. Tawanya yang renyah, matanya yang indah dan segalanya. Tak ada yang lebih kuinginkan dibandingkan bersamanya. Tetapi jalan kami tak semudah itu. begitu tinggi dinding sekolah memisahkan kami atas nama kebencian yang sudah ada, entah sejak kapan. Terlalu banyak air mata yang mengalir, terlalu banyak darah yang menetes.

Aku tak ingin jadi Romeo. Aku hanya ingin mencintai dia, Julietku. Tetapi cinta tidak berpihak kepada kami. Haruskan kisah cinta kami berakhir tragis seperti Romeo dan Juliet?

============

Selasa, 29 April 2014

Sudah berhasilkah kita menjadi orang tua???




Merujuk pada pola pengasuhan anak yang dicontohkan sahabat Ali bin Abi Thalib ra, “7 tahun pertama perlakukan anak seperti raja. 7 tahun kedua perlakukan anak seperti tawanan, dan 7 tahun ketiga hingga seterusnya perlakukan anak layaknya rekan/sahabat” maka, usia anak 14 tahun ke atas adalah usia dimana ia sudah setengah matang, beranjak dewasa, tapi juga masih perlu kasih sayang. Diusia inilah kebutuhan anak akan sahabat sedang memuncak. Idealnya kitalah selaku orangtuanya yang menjadi sahabat karibnya. Tempatnya berbagi tawa dan tangisnya. Kegagalan orang tua menjadi sahabat anak di masa-masa ini rentan menciptakan celah pada hubungan orang tua-anak hingga jauh ke depannya kelak.
Bab 1 hingga bab 3 dalam buku yang bertajuk “Jadilah Sahabatku,Nak” ini, mengajak kita menginstropeksi diri selaku orang tua. Sejauh mana usaha kita menjadi orang tua, bagaimana perlakuan kita pada anak-anak kita, sekaligus mempertanyakan sudah berhasilkah kita menjadi orang tua. Tentunya keberhasilan menjadi orang tua itu memiliki parameter yang berbeda untuk masing-masing keluarga, berbanding lurus dengan harapan kita terhadap anak dan pola pengasuhan yang kita terapkan.
Sudah mahfum bahwa sebagian orang tua memilih melimpahkan tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan anak kepada sekolah-sekolah, pengasuh berlisensi, bahkan kepada neneknya. Seolah tugas utama orang tua semata mencukupi kebutuhan materiil si anak.
Melimpahkan tanggung jawab pendidikan anak kepadapihak lain adalah sebuah bentuk tidak bertanggung jawabnya orang tua. Memang soal pelaku bisa dijalankan orang lain, misalnya sekolah. Tetapi sekolah hanyalah sebagai sarana. Allah SWT tetap akan meminta pertanggungjawaban dari orang tua, bukan gurunya. (hal 10)
Terkadang pula kita sudah merasa benar dalam setiap pola pengasuhan kita, hingga kegagalan seorang anak untuk menjadi seperti anak yang kita inginkan kita jadikan sebagai kegagalan sang anak. Bagaimana jika kita sekali-kali mengevaluasi pola pegasuhan kita sendiri, saat itu tentu kita bisa menjawab pertanyaan “sudah berhasilkah kita menjadi orang tua?”
 Saat itu bisa jadi kita menemukan bahwa kitalah yang gagal mendengarkan keinginan si anak, kitalah yang terlalu menuntut anak, atau bisa jadi kita yang kurang mengawasi dan kurang bersabar terhadap anak kita.
“Betapa banyak orang tua yang siap menjadi suami atau istri. Tetapi masih banyak yang belum siap menjadi orang tua” (hal 102)
Setelah perenungan-perenungan tersebut, bab 4 hingga bab 7 menyediakan beragam solusi dan tips pengasuhan yang bisa kita terapkan pada anak. Dari beberapa kata ajaib, bagaimana berkata-kata singkat namun ditaati oleh anak, hingga bagaimana menjalin persahabatan dengan anak yang sudah menginjak remaja.
Secara keseluruhan buku ini bermanfaat dan bisa menjadi panduan menemukan letak masalah hubungan orang tua-anak. Terlebih dengan beragam contoh kasus yang dijabarkan satu paket dengan solusinya. Hanya saja pemilihan kata yang cenderung berupa kalimat perintah memberi kesan menggurui yang kuat dan seolah menjadikan isi buku ini sebagai satu-satunya panduan yang tepat. Sebagaimana kita ketahui bersama, pola pengasuhan masing-masing keluarga tentu berbeda, pola pengasuhan A yang berhasil baik diterapkan pada keluarga A tidak berarti pola pengauhan serupa akan berhasil sama baiknya jika diterapkan pada keluarga B. Karena karakter anak, orangtuanyalah yang paling tahu bagaimana harus menghadapinya. Dan yang lebih penting, seberapapun baik dan hebatnya sebuah pola pengasuhan, tanpa kesabaran orang tua untuk menerapkannya maka tidak akan dituai hasil yang diharapkan.
Jadi, mari benahi diri kita dan menjadi orang tua yang lebih baik lagi.
 =====================================================


Judul
Jadilah Sahabatku, Nak  
No. ISBN
978-979-1397-54-4 
Penulis
Farida Nur 'aini' 
Penerbit
Tanggal terbit
Oktober - 2009 
Jumlah Halaman
128 hal


Kamis, 24 April 2014

Yang Tercinta: Memberi atau berkorban?





Membaca kisah Yang Tercinta, seolah melihat Bawers (Anggota komunitas Be A Writer) yang tengah bermain peran. Bagaimana tidak, lebih setengah nama tokoh di buku ini adalah nama para Bawers, sebut saja Anik, Rizky, Syifa, Sarah, Yusi, Rifka, dll. Tentu tidak menjadi heran, wong penulisnya ya salah satu Bawers ^_^.

Pada awalnya aku mengira akan disuguhi kisah cinta remaja dengan penuturan bahasa puitis nan mendayu-dayu. Tapi ternyata Nyi PD berhasil menyuguhkan kisah Yang Tercinta ini dengan penuturan yang crunchy

Selasa, 18 Maret 2014

Rose: Belajar ikhlas dari ujian kehidupan

RoseRose by Sinta Yudisia
My rating: 3 of 5 stars

Ikhlas, sebuah kata yang sering terucap tapi tak selalu mudah ketika dijalani. Keikhlasan, tidak berarti meniadakan kekecewaan ataupun kesedihan. Ikhlas hanya berarti dua: bersyukur dengan nikmat, dan bersabar dalam ujian.

Novel ini kaya. Kaya tokoh, kaya konflik, sekaligus kaya pesan.

Dengan Mawar sebagai tokoh sentral, porsi saudara-saudaranya yang lain Dahlia, Cempaka, dan Melati tetap seimbang. Bahkan karakter kawan-kawan merekapun tetap tereksplor dengan baik, sehingga tak ada tokoh yang dominan. Semua tokoh di kisah ini sama pentingnya.

Novel keluarga dan konflik berlapis. Aku menikmati membaca episode demi episode di buku ini. Dan aku pun terlarut dalam setiap ujian dan proses penguatan iman masing-masing tokohnya. Bagaimana Melati si bungsu, yang pendapatnya selalu didengar paling akhir justru pertama-tama yang menemukan hidayah, atau Mawar yang memilih mengais hidayah di jalanan bersama kawan-kawan “preman”nya. Dahlia yang berdamai dengan pilihannya sebagai anak tertua yang harus menanggung keuangan keluarga. Atau bagaimana Cempaka yang egois terpaksa harus tergugu ketika menyadari tak semua hal bisa diperoleh dengan kekayaan yang dimilikinya. Sebuah kisah yang sarat hikmah.

Menyelami kisah ini, pembaca menyadari bahwa karakter ikhlas itu terbentuk tidak dengan serta merta, tapi justru melalui proses pembelajaran dari setiap pergulatan batin yang panjang setelah episode-episode pahit kehidupan.


View all my reviews

Minggu, 02 Maret 2014

Kisah-kisah penuh Hikmah

Berapa sering anda membacakan cerita untuk anak-anak anda?

Membacakan cerita untuk anak-anak kita adalah salah satu cara bercengkrama yang menyenangkan bersama buah hati. Sekaligus sebuah proses dalam pembentukan kecerdasan dan karakter anak.

Cerita apa yang paling sering anda bacakan untuk buah hati?

Mmmm....
Bagaimana kalau saya usulkan buku ini saja Moms ....*_^

"Kisah-kisah penuh hikmah untuk anak sholih & sholihah"

Mengapa buku ini?

 Tahukah Moms, bahwa Rasulullah pernah bersabda:

"setiap anak dilahirkan dalam keadaan di atas fitrah (islam). Kemudian orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nashrani, atau Majusi."

 
Lihat, betapa besar tanggung jawab kita untuk menjadikan anak-anak kita menjadi anak yang bertauhid kepada Allah secara benar.
Salah satu cara memperkukuh keislaman anak-anak kita tentu dengan memberinya nasihat-nasihat kebaikan secara terus menerus. Dan bentuk menyenangkan dari pemberian nasihat itu salah satunya dengan cara membacakan buku-buku hikmah.

Jangan khawatir mom, meski kisah-kisah ini shahih dari Alqur'an dan Hadist buku ini sudah disusun sedemikian rupa dengan tulisan ringan yang mudah dipahami anak-anak. Kisah-kisah menarik inipun tidak hanya menghibur tapi juga sarat muatan aqidah dan hukum-hukum islam. Percaya deh moms, kisah-kisah ini tak kalah menariknya dari dongeng-dongeng buatan manusia.

Misalnya ini nih:

Kisah  perjalanan ruh orang yang mati. Bagaimana orang beriman dan orang kafir menghadapi saat terakhir mereka. Dimulai dengan saat keluarnya ruh, apa saja yang dilakukan para malaikat ketika ruh orang beriman atau orang kafir keluar. Apa yang terjadi saat ruh dibawa naik kelangit hingga di lempar kembali ke bumi. Juga saat ketika malaikat Munkar Nakir datang dengan pertanyaannya. Kisah ini berakhir dengan keptusan Allah nikmat kubur ataukah  siksa kubur bagi orang yang mati tersebut.



Ada juga kisah tentang para setan pencuri berita langit. Dikisahkan bahwa setan-setan yang demikian banyak rela mengorbankan diri mereka untuk mencuri dengar satu kata saja berita-berita langit (taqdir) dari pembicaraan para malaikat untuk kemudian menyampaikan berita kepada para dukun yang tujuan utamanya adalah untuk menyesatkan manusia. Maka bermodal satu kata itulah para dukun menambah-nambahi kisah sehingga seringkali terdengar “bencana ini terjadi karena setan laut ini sedang marah” atau “musibah ini terjadi karena penunggu gunung ini sedang marah”.

Kemudian kisah  seorang ahli tauhid di masa jahiliyyah. Dialah Zaid bin ‘amr bin Nufail yang tentangnya Nabi saw bersabda “Dia dibangkitkan pada hari kiamat sebagai ummat sendirian antara aku dan Nabi ’Isa Bin Maryam.”

Tak kalah menarik ketika menyimak perjalanan shahabat Salman Al Farisi dalam mencari agama yang Haq. Apa saja yang harus dilaluinya sebagai putra kesayangan seorang pembesar Majusi. 

Di seri 1 ini, total ada 9 kisah hikmah yang sungguh sangat menarik. Dengan membacakan anak-anak kita dengan kisah-kisah ini, tidak hanya mereka, kitapun sebagai orang tuanya dapat memperoleh manfaatnya, insyaallah. 


Judul: Kisah-kisah penuh hikmah untuk anak sholih & sholihah (seri 1)
Penyusun: Abu Muhammad Miftah
Penerbit: Media Insani
ISBN: 979-15368-0-5
Cetakan: Ketiga, Juli 2010



MOVE ON! Sebab Kecewa Berarti Kalah



Cinta dan patah hati adalah dua hal berlawanan tapi sukar untuk dipisahkan. Siapapun yang mengaku pernah mengecap cinta pastilah pernah pula mencecap patah hati, kecewa minimal.

Tak menjadi soal sebenarnya, karena saya sepakat dengan isi buku ini,
“…apapun di dunia ini pasti akan menemui hambatan dan memiliki resiko kegagalan. Tapi simaklah pepatah penawar ini: Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Maka nikmatilah semuanya sebagai proses.” (hal 35)

“…Nikmati saja prosesnya. Selama kemarahan tersebut diarahkan pada hal-hal yang baik maka semuanya akan berujung kebaikan pula” (hal 36)

Buku Move on ini, mengajak pembaca mengenali bermacam-macam jenis cinta, dan pada akhirnya menyadarkan pembaca, bahwa cinta tertinggi hanyalah untuk Allah. 

Kita tak berhak menjadikan manusia atau benda apapun sebagai hal yang paling kita cinta melebihi apapun. Sebab cinta yangterlahir tanpa adanya keimanan, tanpa menempatkan cinta tersebut sesuai porsinya dan tidak menempatkan Allah di piramida cinta yang tertinggi, hanya akan menimbulkan cinta buta. Cinta yang tidak memperdulikan benar atau salah. Cinta yang hanya mengikuti keinginan hati.
  (hal9-10)

Selanjutnya, penulis mengajak pembaca mengendalikan rasa marah dengan merenungkan salah satu hadist Rasulullah saw.

“Dari abu Hurairah ra.: Seseorang berkata kepada Nabi saw, “berwasiatlah kepadaku.” Beliau bersabda, “Jangan Marah!” Orang itu mengulangi perkataannya beberapa kali dan beliau bersabda , ‘Jangan marah!”
(HR Bukhari)

Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu.”
Bagaimanapun marah itu pada hakikatnya adalah tabiat dasar manusia sehingga larangan yang termaktub dalam hadist tersebut tidaklah tertuju pada rasa marah itu sendiri,melainkan agar kita menguasai diri ketika rasa marah itu muncul sehingga kemarahan tersebut tidak menimbulkan dampak yang tidak baik dan bisa jadi kita sesali di kemudian hari.

Penulis juga memberi beberapa tips sesuai tuntunan Nabi saw dalam menanggulangi kemarahan yang tengah mengguncang jiwa. Sekaligus mengajak pembaca untuk memanfaatkan energi meluap-luap dari kemarahan itu untuk melakukan hal-hal baik. Sehingga kemarahan itu menjadi sebuah marah yang positif.

Selanjutnya penulis menyajikan kisah-kisah nyata mereka yang menggunakan energi marah dari kekecewaan sebagai stimulus untuk membalik keadaan dan menjadi orang sukses yang akhirnya berbahagia. Kisah nyata yang benar-benar mampu memberi ibrah bagi pembacanya. 

Ditutup dengan 8 langkah untuk move on, buku ini sekali lagi memberi pencerahan bahwa bersama kesulitan, selalu ada kemudahan.

 
Jadi ketika cintamu berujung pada kekecewaan, jangan bersedih kawan. Just Move On! Kegagalan cintamu adalah sebuah proses untuk menemukan cinta sejatimu ^_^, insyaallah.




Judul: MOVE ON! sebab Kecewa berarti kalah
Penulis: Elita Duatnofa & Ita D. Azly
Penerbit: QultumMedia
ISBN: 979-017-268-0
Tahun: Oktober 2013