Rose by Sinta Yudisia
My rating: 3 of 5 stars
Ikhlas, sebuah kata yang sering terucap tapi tak selalu mudah ketika dijalani. Keikhlasan, tidak berarti meniadakan kekecewaan ataupun kesedihan. Ikhlas hanya berarti dua: bersyukur dengan nikmat, dan bersabar dalam ujian.
Novel ini kaya. Kaya tokoh, kaya konflik, sekaligus kaya pesan.
Dengan Mawar sebagai tokoh sentral, porsi saudara-saudaranya yang lain Dahlia, Cempaka, dan Melati tetap seimbang. Bahkan karakter kawan-kawan merekapun tetap tereksplor dengan baik, sehingga tak ada tokoh yang dominan. Semua tokoh di kisah ini sama pentingnya.
Novel keluarga dan konflik berlapis. Aku menikmati membaca episode demi episode di buku ini. Dan aku pun terlarut dalam setiap ujian dan proses penguatan iman masing-masing tokohnya. Bagaimana Melati si bungsu, yang pendapatnya selalu didengar paling akhir justru pertama-tama yang menemukan hidayah, atau Mawar yang memilih mengais hidayah di jalanan bersama kawan-kawan “preman”nya. Dahlia yang berdamai dengan pilihannya sebagai anak tertua yang harus menanggung keuangan keluarga. Atau bagaimana Cempaka yang egois terpaksa harus tergugu ketika menyadari tak semua hal bisa diperoleh dengan kekayaan yang dimilikinya. Sebuah kisah yang sarat hikmah.
Menyelami kisah ini, pembaca menyadari bahwa karakter ikhlas itu terbentuk tidak dengan serta merta, tapi justru melalui proses pembelajaran dari setiap pergulatan batin yang panjang setelah episode-episode pahit kehidupan.
View all my reviews
My rating: 3 of 5 stars
Ikhlas, sebuah kata yang sering terucap tapi tak selalu mudah ketika dijalani. Keikhlasan, tidak berarti meniadakan kekecewaan ataupun kesedihan. Ikhlas hanya berarti dua: bersyukur dengan nikmat, dan bersabar dalam ujian.
Novel ini kaya. Kaya tokoh, kaya konflik, sekaligus kaya pesan.
Dengan Mawar sebagai tokoh sentral, porsi saudara-saudaranya yang lain Dahlia, Cempaka, dan Melati tetap seimbang. Bahkan karakter kawan-kawan merekapun tetap tereksplor dengan baik, sehingga tak ada tokoh yang dominan. Semua tokoh di kisah ini sama pentingnya.
Novel keluarga dan konflik berlapis. Aku menikmati membaca episode demi episode di buku ini. Dan aku pun terlarut dalam setiap ujian dan proses penguatan iman masing-masing tokohnya. Bagaimana Melati si bungsu, yang pendapatnya selalu didengar paling akhir justru pertama-tama yang menemukan hidayah, atau Mawar yang memilih mengais hidayah di jalanan bersama kawan-kawan “preman”nya. Dahlia yang berdamai dengan pilihannya sebagai anak tertua yang harus menanggung keuangan keluarga. Atau bagaimana Cempaka yang egois terpaksa harus tergugu ketika menyadari tak semua hal bisa diperoleh dengan kekayaan yang dimilikinya. Sebuah kisah yang sarat hikmah.
Menyelami kisah ini, pembaca menyadari bahwa karakter ikhlas itu terbentuk tidak dengan serta merta, tapi justru melalui proses pembelajaran dari setiap pergulatan batin yang panjang setelah episode-episode pahit kehidupan.
View all my reviews
0 komentar:
Posting Komentar