Judul : Betang, Cinta yang Tumbuh dalam Diam
Penulis : Shabrina Ws
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tebal : 175 halaman
ISBN : 978-602-02-2389-6
Harga : Rp 29.600
Tak masalah duduk di haluan atau buritan, asal kau, tetap
menggerakkan dayungmu!.
***
Danum lahir dan besar di rumah Betang (rumah adat Kalimantan). Diajatuh cinta
pada dayung sejakpertama kali memilikinya. Bersama Dehen, sahabatnya, mereka
menyusuri sungai-sungai, beradu kecepatan.
Atlet nasional! Keliling dunia! Dan mengibarkan merah putih di negeri orang!
Keinginan Dehen menular padanya.
Tapi, semua tak semudah yang dia bayangkan.- Ketika Dehen telah sampai di
Pelatnas, Danum harus menerjm'a kenyataan berkali-kali gagal di tingkat daerah.
Hingga ketika kesempatan itu datang, waktu justru mem-pertemukannya dengan
berbagai pilihan.
Tetap tinggal demi orang yang dicintainya, atau pergi demi eita-citanya?
Memelihara benci pada sosokyang telah meninggalkannya, atau memaafkan dan
mengambil ladang surga?
Menyimpan rapat perasaan yang telah mengendap di hatinya atau melihat
sahabatnya terluka?
Dia penah berkali-kali gagal. Dia pernah berkali-kali kehilangan. Pada akhirnya
waktu memberinya pelajaran, bahwa hidup sempurna , bukan berarti semua betjalan
sesuai keinginannya
=======
Ditengah kesibukan yang meningkat, aku melirik puluhan buku
yang belum terbaca. Dan memilih Betang, pada pilihan pertama. Alasannya simple:
bukunya imut dan pengarangnya Mba Brien gitu loh ^_^. Ya setelah membaca Always
be in your heart dulu, aku benar-benar menantikan karya mba Brien selanjutnya.
Betang, terselesaikan
kurang dari satu jam. Dan perasaanku saat itu “hah? Udah selesai?” kalu
boleh meminta, maunya sih betang bisa lebih tebal lagi xixixi.
Untuk mengomentari Betang dalam satu kata aku Cuma punya kata
“PAS”.
Betang itu pas di hati. Kalu Always be in your heart bagiku
menghadirkan romantisme yang “anggun”, Betang ini menghadirkan romantisme yang
hangat. Gak penuh bunga-bunga, sederhana, tapi terasa hangatnya hingga di hati.
Betang itu Pas di logika. Gak dangkal juga gak lebay kayak
sinetron. Konfliknya gak meledak-ledak tapi justru terasa real hingga mampu
menyeret emosi pembaca.
Betang itu Pas motivasinya. Tidak cengeng juga tidak
membuai dengan mimpi-mimpi. Keberhasilan itu perlu kerja keras. Gak ada mimpi
yang bisa terwujud jika kita hanya bermimpi.
Betang itu pas islaminya. Gak menggurui tapi pesannya dapet.
Benar-benar sebuah novel islami yang mencerahkan dengan cara yang pas.
Membaca Betang, di
benakku berkelindan semua kenangan bersama almarhum kaiku. Kai yang cerewet
tapi sangat menyayangi cucu-cucunya.
Membaca Betang, aku juga teringat sebuah rumah betang tak
berpenghuni yang ada di daerahku. Yang sejak bisa mengingat rasanya rumah itu
sudah tak berpenghuni dan kami entah bagaimana asal mulanya justru menyebutnya
rumah Abunawas. Sekarang rumah betang ini sisa puing-puing, di sekitarnya sudah
banyak dibangun rumah batu. Aku sempat bertanya-tanya kenapa masih
dipertahankan oleh pemiliknya. Membaca Betang, aku jadi berpikir mungkin rumah
Betang itu juga punya kenangan tersendiri sehingga pemiliknya masih terus
mempertahankannya (meski rumornya itu rumah berhantu makanya gak bisa dirubuhin
xixixi).
Dan, kalu gak kenal Mba Brien aku pasti mengira beliau ini
asli Kalimantan. Penggunaan bahasa daerahnya, deskripsi setting, sampai pesan
lingkungannya dapet banget. Kalu toh ada yang mengganjal saat membacanya cuman
penggunaan kata “cowok”. Kata yang gak pas dengan kekalimantanan yang
menyelimuti si Danum itu. Mungkin lebih pas dengan kata lelaki,pria, atau
laki-laki. Gak penting banget deh, cuman rasanya aku yang lahir dan tumbuh
besar dikalimantan ini memang asing dengan penggunan idiom tersebut. jadinya
kalimatnya terasa janggal. Tapi asli gak mempengaruhi sama sekali kekerenan
buku ini.
4 bintang dariku. Keep writing mba Brien. Semoga karya-karyamu
semakin berkah dan menjadi amal jariyah bagimu…
4 komentar:
Aamiin.
Makasiiiih banyak Mbak Sarah. Sudah baca dan nulis reviewnya. #huf deg-degan dibaca ama Mbak Sarah.
Omong-omong jadi yang rumah betang yang kata Mbak itu gak bisa dirobohin. Pernah baca juga ada 1 blog yang cerita setelah bertahun-tehun di Jakarta, balik-balik rumah betang dah tinggal puing2 dan sekitarnya dijadikan tambang emas.
Dan untuk kata "cowok" iya ya...emang terasa aneh, apalagi untuk pov 1. Makasih ya Mbaak. Semoga lain kali saya lebih teliti :)
Bukunya memang tipis banget ya, rasanya masih kurang bacanya :D
hehe mba brien bisa ja pake deg-degan segala:)
mungkin bukannya gak bisa dirobohin tapi gak tega buat ngerobohinnya. sekarang dah gak bisa diliat dari jalan lagi mba ketutup bangunan2 beton disekelilingnya. tapi kapan hari pas kebetulan berhenti dekat situ masih ngeliat tuh rumah betang masih berdiri aja:)
iya mba ela....buku mba brien tipis2semua padahal keren bacanya kurang puaaas
Hai Kak, tahun lalu ikutan Indonesian Romance Reading Challenge kan? Tahun ini ikutan lagi yuk ^^ Cek disini ya:
bit.ly/IRRC2015
Makasih :)
Posting Komentar